ROOLNEWS.ID — Wakil Bupati Rote Ndao, Apremoi Dudelusy Dethan, membuka data mengejutkan terkait penyebaran HIV/AIDS di wilayah Kabupaten Rote Ndao. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) yang terangkum hingga Desember 2025, tercatat total 146 kasus HIV/AIDS, dengan angka kematian mencapai 55 orang.
Hal ini disampaikan Wabup Apremoi saat membuka kegiatan sosialisasi dan tes HIV/AIDS yang digelar di kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Rote Ndao, Rabu (3/12/2025).
Dari rincian data yang dipaparkan, kelompok Ibu Rumah Tangga (IRT) menjadi penyumbang kasus tertinggi dengan jumlah 44 orang. Fakta ini menjadi sorotan serius Wabup Apremoi terkait pola penularan yang terjadi di tengah masyarakat.
Selain IRT, sebaran kasus berdasarkan pekerjaan meliputi 33 orang karyawan swasta, 31 orang petani, 9 orang Aparatur Sipil Negara (ASN), 9 orang nelayan, dan 9 orang yang belum bekerja atau kategori anak-anak. Kelompok lain yang turut tercatat adalah 5 orang tenaga honorer, 2 orang pensiunan, 1 orang pendeta, dan 1 orang pelajar.
“Sudah dijelaskan tadi bahwa, dari 146 kasus, 55 orang meninggal dunia,” ujar Wabup Apremoi.
Ia mengingatkan bahwa angka ini kemungkinan belum mencerminkan kondisi riil di lapangan. Faktor migrasi penduduk dan masih rendahnya kesadaran untuk melakukan tes sukarela menyebabkan banyak kasus belum terdeteksi.
“Kalau datanya sedikit, syukur. Tapi bisa saja angkanya lebih besar. Waspada itu penting,” tegasnya.
Menanggapi tingginya angka kasus, khususnya di kalangan ibu rumah tangga, Wabup Apremoi menegaskan bahwa persoalan HIV/AIDS tidak bisa dilepaskan dari perilaku dan moralitas, terutama terkait ketidaksetiaan dalam rumah tangga. Ia menyebut banyak kasus bermula dari perilaku menimbang kiri-kanan.
“Ketidaksetiaan tidak hanya menyakiti pasangan. Tetapi menciptakan risiko besar bagi anak-anak dan generasi berikutnya,” kata Wabup Apremoi.
Menurutnya, HIV/AIDS bukan sekadar masalah medis, melainkan ancaman nyata bagi keharmonisan keluarga. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat memegang teguh nilai keluarga dan menjadikan kesetiaan sebagai benteng pertahanan utama.
“Jangan cari yang lain, karena itu awal dari banyak masalah. Persoalan ini kembali ke dalam diri kita masing-masing,” imbaunya.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao berkomitmen terus memberikan edukasi untuk menghapus stigma negatif terhadap penyintas HIV/AIDS. Wabup Apremoi menyayangkan pandangan masyarakat yang masih menganggap penyintas sebagai aib.
“Memang ada resikonya. Tapi itu perilaku. Jangan karena itu lalu seenaknya labeli dengan kata-kata yang menyakiti,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih berempati dan tidak takut memeriksakan diri. Deteksi dini dinilai krusial untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah penularan lebih lanjut. (*/tim)









