ROOL • Layanan Perusahaan Air Minum (PDAM) Rote Ndao dikeluhkan. Pasalnya, dalam beberapa bulan terakhir, suplai air ke pelanggan sering macet. Bahkan, terkadang seminggu hanya sekali mengalir ke rumah-rumah warga, seperti yang dialami warga desa Oeleka, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Oktovianus Manafe warga Desa Oeleka mengatakan terpaksa berulang kali mendatangi kantor PDAM di Namodale, guna mempertanyakan pelayanan PDAM. Dikarenakan karena air sering tidak mengalir namun tidak ada pemberitahuan ke warga terkait apa penyebab air itu macet.
“air jalan sedikit sa, sonde lama dan sonde sampe satu jam su mati,” Cetusnya.
Warga lainnya, Oktovianus Toulasik juga mengakui jika debit yang diterima warga berkurang dan durasi jalannya sangat singkat sehingga tidak bisa membantu warga.
“Kadang seminggu sekali mengalir, itu pun hanya berapa puluh menit air mengalir. Padahal kami bayar PDAM secara rutin, dan tidak ada pemberitahuan dari pegawai PDAM kenapa air tidak mengalir,” ujar Oktovianus Toulasik, kepada media, Selasa (12/5/2020).
Sementara itu, Pdt. Jelly Touselak, salah satu pelanggan PDAM di Desa Oeleka, mengatakan, beberapa bulan terakhir air PDAM di rumah pelayan (rumah pendeta) tidak mengalir. Akibatnya, aktivitas di rumah seperti mandi, mencuci, hingga kebutuhan lainnya tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Ia bersama warga di Desa tersebut berharap agar layanan PDAM kedepan memaksimalkan pelayanan kepada konsumen atau pelanggan.
Dikonfirmasi terpisah, Penjabat sementara (Pjs) PDAM Kabupaten Rote Ndao Abdurrahman Djawas membenarkan, bahwa air sering tidak mengalir lantaran debit air di bak penampungan, akibat mesin pompa yang sudah lama, sehingga tekanan air tidak optimal.
Menurutnya, volume air yang masuk ke bak penampungan tersebut tidak seimbang dengan jumlah konsumen dan pemakaian air masyarakat. Sehingga jumlah kubikasi air yang masuk dan keluar atau tersalurkan kepada masyarakat tidak seimbang.
“Jadi untuk pemerataan pendistribusian air ke pelanggan terpaksa digilir,” ungkap Djawas.
Pihaknya masih mencoba mencari alternatif dari permasalahan tersebut, untuk sementara pihaknya menerapkan sistem buka tutup. Pengaliran air akan dilakukan secara bergantian antara satu jaringan dengan jaringan lainnya.
”Itu mesin tidak kuat untuk angkat air dari sumbernya, dan pelanggan melebihi kapasitas, oleh karena itu kami telah membuat Pemberitahuan kepada Pemkab untuk membantu,” kata Djawas. (*/rn)