ROOL, BA’A – Dinas Pertanian Kabupaten Rote Ndao menargetkan dalam musim tanam tahun ini terjadi surplus panen gabah, sesuai dengan rencana tanam seluas kurang lebih 19 ribu hektar dan saat ini realisasinya kurang lebih 18.200 hektar, demikian disampaikan kepala dinas Pertanian, Stef Saek, saat ditemui media, Sabtu (8/4).
Stef optimis realisasi tanam yang ada, diperkirakan 85 persen bisa mencapai panen, hal ini artinya bisa mencapai surplus panen.
Ia menjelaskan, rata-rata produktivitas panen yakni 4,2 ton sampai 4,4 ton, dengan luas lahan 18 ribu lebih itu berarti gabah yang dihasilkan bisa mencapai 70 ribu ton.
Dengan jumlah gabah 70 ribu ton, yang bisa menjadi beras 65 persennya dimana beras bisa mencapai 40 ribu ton.
Sementara itu, kebutuhan konsumsi beras di Rote Ndao sebanyak 18 ribu sampai 20 ribu ton. “dengan demikian ,terjadi surplus gabah maupun beras,” jelasnya.
Surplus terjadi dikarenakan luas lahan sawah yang makin bertambah sehingga produksi tentu meningkat. Faktor lainnya yakni curah hujan yang mendukung.
Stef mengakui memang pada awal bulan, pihaknya cemas bisa terjadi panen atau tidak, namun berkat hujan yang baik pada Februari sampai sekarang maka tanaman padi dapat diairi secara cukup.
Terganggu Karena Pasokan Pupuk
Ia juga mengatakan, memang produktivitas sedikit terganggu dengan pasokan pupuk. Namun untuk pupuk tertentu seperti pupuk urea banyak petani yang sudah menerima sedangkan untuk pupuk non urea yang agak terganggu.
Terima Permintaan Bulog
Lanjutnya, jika perkiraan surplus terwujud maka pihaknya biasa menerima permintaan dari Bulog untuk pembelian gabah petani.
Ia mengatakan untuk kabupaten di NTT, baru Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Manggarai yang menjual gabah ke Bulog karena surplus produksi.
Kendati demikian, lanjut Stef, saat ini memang belum ada komunikasi yang intens dengan Bulog namun dipastikan tahun ini bisa memenuhi permintaan pembelian gabah dari Bulog. (tim)