ROOLNEWS.ID – Gubernur Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena menekankan pentingnya perubahan mentalitas kerja dan optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) saat meninjau kinerja sejumlah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendapatan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Wilayah Kabupaten Rote Ndao. Arahan tegas ini disampaikan dalam pertemuan yang berpusat di Kantor Samsat Rote Ndao, yang terletak di Jl. Civic Center, Kompleks Perkantoran Bumi Ti’i Langga Permai. Sabtu (20/9/2025).
Dalam kunjungannya, Gubernur mengkritik UPTD yang dinilai lebih berfungsi sebagai badan pengeluaran ketimbang badan pendapatan. Ia menginstruksikan agar segera diadakan rapat koordinasi khusus untuk menyusun rencana aksi terukur guna meningkatkan PAD dari setiap sektor yang dikelola oleh Samsat, Kehutanan, Pertanian, dan Perikanan. Menurutnya, setiap UPTD yang memiliki potensi pendapatan harus beroperasi dengan mentalitas bisnis untuk memaksimalkan pemasukan bagi daerah.
Menanggapi paparan kinerja, Gubernur menyoroti capaian target Samsat Rote Ndao yang melebihi 100%. Namun, ia mengingatkan bahwa dari total 22.730 kendaraan yang terdata, baru sekitar separuhnya yang aktif membayar pajak, sehingga target kepatuhan perlu terus ditingkatkan.
“Kita ini badan pendapatan, pikirannya harus cari duit. Jangan lebih besar pengeluaran daripada pendapatan,” tegas Gubernur.
Bupati Rote Ndao Paulus Henuk, dalam kesempatan tersebut menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti catatan yang ada dan mengakui terkadang masih ada “pola-pola lama” yang menghambat implementasi di lapangan.
Bupati Henuk juga mendorong Kepala UPTD untuk tidak segan melapor langsung kepadanya jika menemukan kendala. Ia memaparkan bahwa PAD Kabupaten Rote Ndao saat ini baru mencapai sekitar 33 miliar rupiah dan menargetkan kenaikan hingga 42 miliar rupiah, sambil mengakui masih adanya potensi pendapatan yang hilang.
Selanjutnya, Kapolres Rote Ndao AKBP Mardiono juga menyampaikan beberapa upaya untuk meningkatkan PAD dari sektor pajak kendaraan, termasuk pelaksanaan Operasi Zebra. Ia juga menyoroti tantangan terkait kendaraan dari luar daerah yang beroperasi di Rote Ndao, terutama dengan akan dimulainya proyek besar di wilayah tersebut. Pihaknya juga telah mengoperasikan satu unit bis keliling untuk mempermudah layanan di daerah terpencil.
Sementara itu, berdasarkan data yang dipaparkan Kepala UPTD Pendapatan Daerah Wilayah Rote Ndao, Petrus A. Manehat, mencatatkan realisasi penerimaan sebesar Rp 15.191.688.463,- atau 145,76% dari target tahun anggaran 2024. Memasuki tahun 2025, dengan target penerimaan sebesar Rp 16.403.854.341,-, realisasi hingga 19 September 2025 baru mencapai Rp 5.674.080.091,- atau 34,59%. Untuk mengatasi tantangan yang ada, UPTD menggencarkan berbagai program, termasuk pelayanan jemput bola dan operasi tilang gabungan, serta menjalin kerja sama strategis dengan pemerintah daerah setempat.
Kinerja penerimaan UPTD Pendapatan Daerah Wilayah Kabupaten Rote Ndao menunjukkan capaian luar biasa pada tahun 2024. Dari target yang ditetapkan sebesar Rp 12.021.455.829,-, realisasi per 30 Desember 2024 berhasil menembus angka Rp 15.191.688.463,-.
Meskipun demikian, data perbandingan menunjukkan adanya perlambatan penerimaan pada tahun berjalan. Realisasi hingga 19 September 2025 tercatat sebesar Rp 5.674.080.091,-. Angka ini menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana realisasi per September 2024 telah mencapai Rp 11.777.317.452,- (97,97% dari target 2024).
(*/rn)









