ROOLNews • Sebanyak 12 desa yang tersebar di 4 kecamatan dengan prevalensi stunting tinggi, di Kabupaten Rote Ndao, yakni Rote Barat, Rote Barat Daya, Rote Barat Laut, dan Loaholu, akan mendapat intervensi program hibah dari SurfAid untuk penanganan stunting selama 3 tahun, mulai 2022-2025.
Program hibah tersebut merupakan kerja sama antara SurfAid dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu melalui Kabag Umum Setda Rote Ndao Handryans Bessie melalui saluran telepon kepada media ini, dari Hotel Salak Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/07/2022) malam.
Handryans Bessie menjelaskan, SurfAid merupakan salah satu lembaga nirlaba internasional yang bergerak dalam bidang peningkatan kesehatan, kesejahteraan, dan kemandirian masyarakat, telah secara resmi bekerja sama dengan Kemendes PDTT dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).
Khusus untuk Rote Ndao, kata dia, ada 3 program besar kolaborasi Kemendes PDTT-SurfAid-Pemkab Rote Ndao, dalam kurun waktu 3 tahun, mulai 2022 sampai 2025.
“Tiga program ini bertujuan untuk penguatan kapasitas masyarakat lokal dan juga perbaikan kualitas kehidupan melalui program-program kesehatan juga ekonomi produktif yang akhirnya bisa meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di perdesaan,” katanya.
Menurut Handryans, Bupati Paulina hadir langsung dalam kegiatan Penyiapan Program Intervensi SurfAid di Rote Ndao tersebut, dan telah disusun bersama Rencana Induk Kegiatan untuk tahun 2022-2025 dengan fokus garapan dan target sasaran di bidang penanganan stunting di 12 desa lokus tersebut terlebih dahulu.
Ke-12 desa lokus, lanjut Handryans, berada di 4 kecamatan dengan prevalensi stunting tinggi, yaitu Rote Barat, Rote Barat Daya, Rote Barat Laut, dan Loaholu.
Ia menambahkan, dalam kerja sama juga melibatkan Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Ditjen PDTu), Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Ditjen PPMD), serta Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT).
“Program kerja sama dengan SurfAid ini dilakukan tiga direktorat, yakni Ditjen PDTu, Ditjen PPMD, dan Ditjen PDT, bersama-sama berkoordinasi dan bersinergi mendukung pelaksanaan program dan kegiatan di lapangan serta akan melakukan pemantauan secara terintegrasi,” tutup Handryans.
Untuk diketahui, 22 daerah 3T yang mendapat intervensi program hibah dari SurfAid bekerja sama dengan Kemendes PDTT, yakni Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu, Nunukan, Kupang, Alor, Sabu Raijua, Rote Ndao, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Pulau Morotai, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Barat, Maluku Barat Daya, Raja Ampat, Supiori, Keerom, Pegunungan Bintang, Boven Digoel dan Merauke. (team)