ROOL • Sebuah momen luar biasa terbingkai indah di Rote Ndao. Persisnya di Dusun Batuleli, Desa Lidamanu Kecamatan Rote Tengah. Ada sebuah jemaat kecil yang terkendala membangun gedung rumah ibadah (gereja) baru, langsung dibantu seseorang tanpa pamrih.
Menariknya, penyumbang ini, bukan seiman dengan mereka. Malah sebagai seorang tokoh bagi umat Muslim, di Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebagai seorang Haji, yang berdomisili di Kupang.
Namanya, juga tak asing di kalangan umat Muslim. Namun, bagi jemaat Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Solideo Batuleli, tetap baru mengenalnya, sebagai sosok yang murah hati. Pasalnya, sang donatur ini, langsung tergerak hati untuk membantu jemaat tersebut, hanya karena mendapat khabar tentang kendala yang sedang dihadapi.
Dialah Haji Mohammad Darwis. Sosok yang rela mengambil separuh dari berkatnya untuk diberikan kepada umat yang tidak seiman denganya. Dari Islam ke Kristen, Haji Darwis, langsung menenun warna indah tentang solidaritas antar umat beragama dengan menyumbangkan sejumlah material bahan bangunan.
“Serasa ini sangat mustahil bagi kami. Tetapi begitulah cara Tuhan berperkara. Yang tidak mungkin bagi kami, dibuatNYA menjadi sangat mungkin,” kata Gembala Jemaat GSJA Solideo Batuleli, Desa Lidamanu Kecamatan Rote Tengah, Deldi John Ndaumanu, dalam press rilis yang diterima media ini, Minggu (28/11) kemarin.
Menurutnya, hari ini, Minggu (28/11) seluruh jemaatnya merasa sangat bersyukur. Sebab, tanpa diduga, ada bantuan yang dikirim kepada mereka. Bantuan/sumbangan ini diberikan oleh seorang tokoh, yang sebelumnya belum saling kenal.
Walau demikian, dirinya tetap meyakini dan menyadari adanya campur tangan Tuhan dalam pergumulan jemaatnya sejak tahun 2019 lalu. Dimana mereka sudah bersepakat untuk membangun gedung gereja yang baru, dengan biaya pembangunanya dibebankan ke masing-masing jemaat senilai Rp. 1.000.000 per KK, yang jumlahlah hanya 8 KK.
“Kami yakini, bahwa ini terjadi karena ada campur Tuhan. Sebab, walau kami tak mengenal pak Haji Darwis, tetapi beliau ‘digerakan’ untuk mau berbagi berkat dengan kami. Dan ini merupakan suatu hal yang luar biasa, yang Tuhan nyatakan melalui pak Haji Darwis, kepada kami sebagai umat Kristiani,” kata Deldi, dalam rilisnya.
Dikatakan, dibangun gedung gereja baru, lantaran gedung lama sudah mulai retak pada bagian tembok dan lantai. Ini lantaran, kondisi tanah tempat berdirinya gedung lama, tidak mendukung, sehingga dicari lokasi baru untuk dibangun.
Dengan proses pembangunanya, masih kata Deldi, dimulai pada tahun 2019. Kemudian di tahun 2020, dari persepuluhan jemaatnya, mereka hanya bisa membangun pondasi gedung, kemudian terkendala, akibat tak cukup biaya di masa pandemi Covid-19.
“Kami sepakat untuk mencari lokasi lain untuk membangun gedung baru gedung dengan biaya pembangunan oleh masing-masing Kepala Keluarga (KK) dibebankan biaya senilai Rp. 1.000.000. Namun, dalam perjalanannya, mulai mewabah virus Covid-19, dan berdampak pada penghasilan jemaat yang rata-rata berprofesi sebagai petani,” ungkap Deldi.
“Walau demikian, kami masih terus berusaha agar bisa melanjutkan pembangunan. Sehingga pada pertengahan tahun ini, sekitar bulan Juli, kemudian kami kembali bersepakat untuk melanjutkan, walau belum memiliki dana yang cukup,” ungkapnya lagi.
Dengan sejumlah kendala yang dihadapi dalam proses pembangunan tersebut, diakuinya sebagai pergumulan. Mereka tak putus harapan untuk membangun rumah ibadahnya, karena terus berupaya dengan usaha dan tetap meyakini kebesaran Tuhan.
“Dan kami terus membawakan hal itu sebagai pergumulan kami. Karena kami percaya, Tuhan sanggup dengan kuasanya yang maha besar, sanggup dan mampu membuka jalan bagi kami,” yakin nya.
“Akhirnya, pada hari Kamis (24/11) lalu, ada seorang anak Tuhan, menelpon saya. Katanya, ada seorang Haji mau membantu kami untuk menbangun gereja. Bantunya berupa material, yang akan dikirim langsung dari Kupang,” sambungnya dengan mengungkapkan responnya.
“Saya sedikit terkejut, bukan karena tidak yakin, tapi ini tentang seorang Haji, dan pasti bukan beragama Kristen. Dan saya hanya bilang ‘Puji Tuhan’, dan merasa sangat bersyukur,” tambah Deldi.
“Sebab, untuk pak Haji Darwis, secara pribadi saya betul-betul belum pernah kenal beliau. Tetapi mungkin ada orang lain di sekitar kami yang sudah lebih dulu mengenal beliau dan merasa peduli dengan kami. Sehingga kondisi ini bisa sampai diketahui oleh Pak Haji Darwis,” tambahnya lagi.
Deldi, juga mengatakan, bantuan yang disumbangkan oleh Haji Darwis, sudah diterima. Bantuan berupa, Besi 12 mm 30 staf, Besi 8 mm 20 staf, Terpal air 1 bh, Argo 1 bh, Paku 5 kg, Sekop 2 bh, Kawat ikat 5 kg dan dan Semen 20 sak, diserahkan oleh Haji Pua Djendo, sebagai utusan dari Haji Darwis. Dan penyerahan itu, dilakukan secara simbolis persis di lokasi pembangunan gedung gereja yang baru.
“Kami bersyukur dan berterima kasih untuk hal yang luar biasa ini. Karena betul-betul terjadi diluar dugaan, disaat kami sangat membutuhkan, pak Haji Darwis, memberi bantuan,” ungkapnya.
“Kami juga rindu untuk menyampaikan rasa terima kami secara langsung kepada pak Haji Darwis. Tetapi karena beliau ada di Kupang, sehingga kami akan menyampaikan lewat telepon, sebelum bertemu langsung,” sambungnya.
“Selanjutnya, kami hanya bisa mendoakan Pak Haji Darwis. Kiranya beliau dan keluarganya terus dilimpahkan berkat Tuhan. Apa saja yang dilakukan, dianugerahi berkat kesuksesan,” tambah Deldi. (team)