ROOLNEWS.ID – Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfostatper) Kabupaten Rote Ndao telah melaksanakan Evaluasi Awal atau Survei Awal Jangka Pendek pada Minggu II September 2025. Kegiatan ini dilakukan di dua desa pilot, yaitu Desa Daudolu (Kecamatan Rote Barat Laut) dan Desa Helebeik (Kecamatan Lobalain), dalam rangka pelaksanaan Gerakan MAHINEK DIGITAL.
Survei ini bertujuan untuk memetakan tingkat literasi digital masyarakat, persepsi terhadap peran Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), serta kesiapan desa.
Menurut Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Rote Ndao, Pauwil Juliandry Jekson Nggili, S.Sos, M.Si, Sabtu (13/9/2025) survei awal ini bertujuan untuk menilai kondisi awal tingkat literasi digital masyarakat dan peran KIM sebelum pelaksanaan kegiatan lanjutan.
Selain itu, survei ini juga menjadi dasar perencanaan kegiatan advokasi, pelatihan, dan pendampingan berikutnya, serta untuk mengidentifikasi aspirasi, hambatan, dan peluang pengembangan ekosistem digital di tingkat desa.
Pelaksanaan survei dan analisis data dilakukan oleh Bidang Komunikasi Diskominfostatper, sementara pengolahan data dan digitalisasi hasil ditangani oleh Bidang Informatika Diskominfostatper. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Pemerintah Desa serta pengurus KIM Desa Daudolu dan KIM Desa Helebeik.
Proses kegiatan diawali dengan penyusunan instrumen survei dalam bentuk Google Form yang diunggah ke Google Drive dengan tautan publik. Tautan tersebut kemudian dibagikan kepada pengurus KIM dan perangkat desa melalui grup komunikasi WhatsApp dan media sosial internal untuk didistribusikan kepada masyarakat agar diisi secara daring. Hasil survei selanjutnya direkapitulasi dan dianalisis secara tematik.
Dalam pelaksanaannya, ditemukan masalah berupa pemahaman responden yang masih terbatas terhadap istilah literasi digital dan peran KIM. Strategi yang diambil untuk menghadapi hal ini adalah dengan menyederhanakan bahasa dan terminologi dalam kuesioner agar mudah dipahami masyarakat.
Berdasarkan rekapitulasi hasil survei, ditemukan beberapa temuan penting. Sebagian besar masyarakat teridentifikasi belum memahami secara utuh peran dan fungsi KIM, namun menunjukkan antusiasme tinggi terhadap gerakan digital desa.
Muncul pula harapan kuat agar pemerintah daerah memperluas pelatihan digital dan menyediakan akses internet yang lebih mudah di wilayah perdesaan. Banyak responden, khususnya pelaku UMKM lokal, mengharapkan adanya pendampingan untuk memasarkan produk secara digital.
Data survei yang terkumpul ini akan menjadi baseline penting untuk mengukur peningkatan literasi digital masyarakat serta efektivitas intervensi proyek perubahan pada tahap evaluasi akhir. (*/rn)









