ROOLNEWS.ID – Sebanyak 203 kepala keluarga (KK) di Desa Landu Thie, Pulau Landu, menghadapi kesulitan air bersih setelah debit air pada sumur yang menjadi sumber utama mereka menurun secara signifikan. Kondisi yang diperparah oleh musim kemarau panjang ini memaksa warga untuk bergantung pada tampungan air hujan untuk kebutuhan konsumsi harian.
Kondisi ini dikonfirmasi oleh Kepala Desa Landu Thie, Iskandar Mesah, pada Minggu (28/9/2025) di pulau Landu.
Menurutnya, sumber air yang diandalkan warga kini tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan akibat penurunan volume air.
“Untuk sumur yang kita pakai sekarang sudah berkurang karena mungkin pengaruh kemarau yang panjang,” ujar Iskandar.
Menghadapi situasi ini, pemerintah desa telah mengidentifikasi solusi potensial. Usulan yang diajukan adalah membangun sebuah bak penampungan air di lokasi yang disebut Tanjung, kemudian menyalurkan airnya melalui sistem perpipaan ke permukiman warga.
“Satu-satunya solusi itu kemungkinan kita buat bak penampung di Tanjung sana, baru pakai pipa untuk salurkan ke sini,” jelasnya.
Situasi ketergantungan pada air hujan juga digambarkan oleh tokoh masyarakat setempat, Musa Mesah. Ia menyatakan bahwa karena sumber air dari sumur tidak lagi memadai, pilihan warga satu-satunya adalah menadah air hujan.
“Karena itu, kita hanya bertahan dengan air hujan. Tiap hari itu kita minumnya air hujan saja,” ungkap Musa, merujuk pada kebiasaan warga menampung air di tangki fiber.
Krisis air bersih ini menjadi keluhan utama masyarakat di pulau terluar tersebut, di samping masalah lain seperti keterbatasan pasokan listrik dan akses transportasi pendidikan.
Warga sangat berharap adanya intervensi dari pemerintah untuk merealisasikan solusi permanen demi menjamin ketersediaan air bersih bagi mereka. (*/rn)