ROOLNEWS.ID – Air dari Embung Uma Kapa Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, terbuang sia-sia akibat kerusakan pada infrastruktur vital seperti gate valve, spillway, dan sedimentasi yang parah menyebabkan air tidak dapat tertampung optimal, mengancam produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Tokoh masyarakat setempat, Titus Lima, mengungkapkan keprihatinannya. Ia menjelaskan bahwa upaya perbaikan swadaya yang dilakukan masyarakat tidak membuahkan hasil jangka panjang.
“Jadi aliran airnya sudah pernah swadaya masyarakat, tetapi las dan putus sehingga air tidak tertampung. Biasanya tiga sampai empat hari sudah kering karena air terbuang,” keluh Titus kepada media.
Sementara itu informasi yang dihimpun dari Kelompok Tani Ndene Ana bahwa embung ini mengairi 64 hektar sawah yang menjadi tumpuan hidup 116 petani dan 520 jiwa. Terdapat 485 bidang sawah yang bergantung pada embung ini.
Selain Ndene Ana, Kelompok Tani Samarasa juga merasakan dampak kerusakan. Kelompok ini mengelola 9 hektar sawah dengan 30 petani penggarap, yang menopang kehidupan 87 jiwa.
Embung Uma Kapa memiliki peran vital bagi lima desa, diantaranya desa Tungganamo, Tesabela, Olafuliha’a, Lekona, dan Ofalangga. Kerusakan embung ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat di wilayah tersebut.
Wakil Bupati Rote Ndao, Apremoi D. Dethan, didampingi rombongan dinas terkait, telah meninjau langsung kondisi embung pada Jumat (21/3/2024) sore. Kunjungan ini menunjukkan respons cepat pemerintah terhadap masalah yang mendesak ini.
“Saya sangat prihatin setelah melihat langsung kondisi Embung Uma Kapa. Ini kerusakan serius dan berdampak langsung pada para petani,” ujar Wakil Bupati Apremoi D. Dethan.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati menginstruksikan dinas terkait untuk segera melakukan kajian teknis untuk perbaikan dan bisa berfungsi kembali secara optimal.
Masyarakat berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan nyata untuk memperbaiki Embung Uma Kapa. Perbaikan mendesak ini sangat krusial untuk mencegah kerugian lebih besar, terutama menjelang musim kemarau yang dapat menyebabkan gagal panen dan krisis air. (*/rn)