ROOLNEWS.ID – Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Kabupaten Rote Ndao menunjukkan keseriusannya dalam membina atlet muda cricket. Berbagai program pembinaan intensif dijalankan, menyasar pelajar dari tingkat SD hingga SMA, meskipun liga pelajar masih dalam tahap perencanaan.
Pembinaan atlet cricket muda di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, semakin digencarkan. PCI Rote Ndao aktif melakukan penjaringan atlet potensial dari berbagai sekolah, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.
Pelatih Cricket Rote Ndao, Hanok Adoe, mengungkapkan bahwa program pembinaan ini menyasar pelajar dari berbagai jenjang pendidikan. Sejumlah siswa SD dan SMP telah bergabung dan mengikuti latihan intensif untuk membentuk keterampilan dasar cricket.
Hanok menjelaskan bahwa latihan difokuskan pada penguasaan teknik dasar. “Latihan kita awali dengan teknik dasar seperti fielding dan bowling, penguasaan teknik dasar sangat penting untuk membangun fondasi yang kuat bagi atlet muda sebelum menghadapi kompetisi besar,” tambahnya.
Lebih lanjut, Hanok menyatakan program ini juga merupakan persiapan jangka panjang untuk menghadapi Kejuaraan Daerah (Kejurda) 2025 dan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2026. “Jadi kita punya harapan kepada siswa-siswi ini, kita bina dan latih mereka agar mampu menjadi atlet muda berbakat yang dapat bersaing pada kejuaran-kejuaran baik itu ditingkat daerah maupun nasional,” ucapnya.
PCI Rote Ndao juga berupaya menjaring atlet muda potensial dengan mengirimkan surat ke berbagai sekolah dan melibatkan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga setempat.
Selain pembinaan intensif, PCI Rote Ndao juga merencanakan penyelenggaraan Liga Pelajar. Namun, Hanok Adoe menyatakan bahwa jadwal pelaksanaan liga tersebut masih dalam tahap pembahasan dan perencanaan. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait terus dilakukan agar liga dapat berjalan optimal.
Meskipun program pembinaan berjalan gencar, Hanok mengakui adanya kendala dalam proses latihan, yaitu keterbatasan peralatan. Ia mengungkapkan bahwa para atlet muda saat ini hanya menggunakan bola tenis pribadi karena kurangnya bola cricket yang memadai. Selain itu, peralatan latihan lainnya juga sudah usang dan perlu diganti.
“Peralatan yang tersedia saat ini adalah peralatan lama sejak tahun 2016,” ungkap Hanok, Kamis (13/3/2025) kemarin.
Ia menambahkan bahwa tinggi badan menjadi salah satu syarat seleksi dengan standar tinggi badan 150 cm bagi pelajar SD dan SMP, serta 155 cm untuk pelajar SMA dan SMK.
PCI Rote Ndao berharap adanya dukungan dari pemerintah dan KONI Rote Ndao untuk mengatasi kendala keterbatasan peralatan. Meskipun demikian, dengan semangat dan program pembinaan yang intensif, PCI Rote Ndao optimistis dapat melahirkan atlet-atlet cricket muda berkualitas yang mampu berprestasi di tingkat daerah maupun nasional. (*/rn)