ROOLNews—Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/12/2021).
Kedatangan Menteri Trenggono di Rote Ndao didampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, sejumlah pejabat teras KKP, di antaranya Dirjen Perikanan Tangkap Muhammad Zaini, Dirjen Perikanan Budidaya TB Haeru Rahayu, Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Adin Nurawaluddin itu, disambut Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu dan Wakil Bupati Stefanus M Saek, langsung di lokasi keramba jaring apung budidaya lobster yang ada di sekitar Desa Puku Afu, Selat Mulut Seribu, Kecamatan Landu Leko.
Saat pemantauan keramba jaring apung budidaya lobster yang ada di Selat Mulut Seribu, Menteri Trenggono mengatakan, mendukung penuh pengembangan yang dilakukan dan meminta investor agar dalam pengelolaannya tetap menjaga kelestarian ekosistem.
“Saya juga meminta pengelola mengutamakan tenaga kerja lokal untuk membantu operasional keramba yang totalnya ada 25 kandang pada tahap awal ini,” katanya.
Abdul Taniwan, investor PT Cakrawala Lautan Abadi (CLA) menjelaskan, saat ini terdapat 25 kotak (kadang) pemeliharaan lobster yang saat digunakan untuk budidaya.
“Kami baru mulai beroperasi pada Agustus 2021 dengan komoditas budidaya yang paling banyak adalah lobster jenis pasir dan mutiara. Saat ini ada sekitar 10 tenaga lokal yang dipekerjakan di keramba yang ada,” tutupnya.
Wisata Kuliner Ikan
Saat mengunjungi Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Tulandale, Kelurahan Metina, Kecamatan Lobalain, Menteri Trenggono meminta agar pengelola memanfaatkan fasilitas yang ada di SKPT secara optimal untuk mendorong peningkatan produktivitas, sekaligus membantu peningkatan taraf hidup para nelayan di Rote Ndao.
Untuk diketahui SKPT Tulandale, Kabupaten Rote Ndao yang beroperasi sejak tahun 2019 memiliki sejumlah fasilitas seperti cold storage, pabrik es, pasar ikan, kolam labuh kapal, hingga break water. Namun pemanfaatannya dinilai belum optimal dan banyak fasilitas yang perlu dilakukan perbaikan.
Menteri Trenggono juga meminta jajarannya untuk menata ulang infrastruktur SKPT agar pemanfaatannya lebih optimal karena berpotensi untuk pariwisata khususnya kuliner ikan. Tagetnya SKPT ini bisa menjadi pemicu peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, tidak hanya melalui kegiatan perikanan tapi juga pariwisata.
“Tolong pak Dirjen (Perikanan Tangkap), ya didesain kembali. Ini bagus sekali jika ada fish market dan restoran apung untuk wisata karena (panorama) alamnya mendukung. Biar hidup di sini ekonominya,” katanya.
Tata Kampung Nelayan
Selain SKPT, kampung nelayan yang ada di Rote Ndao juga jadi perhatian Menteri Trenggono. Dia meminta jajarannya bersama Pemda mendata kampung-kampung nelayan untuk ditata dan dikembangkan menjadi lebih produktif dalam menghasilkan produk perikanan berkualitas.
Sebagai informasi, nelayan di Rote Ndao yang jumlahnya mencapai 3.500 KK, sebagian besar merupakan nelayan tradisional yang menggunakan perahu untuk melaut. Sisanya menggunakan kapal ukuran 3 sampai 5 GT.
Dari sisi produktivitas, berdasarkan data tahun lalu, jumlah tangkapan ikan secara keseluruhan sebanyak 3.696 ton dengan komoditas terbanyak kakap, kerapu, tongkol, dan tenggiri. Sementara untuk yang bukan ikan, terbanyak adalah cumi-cumi disusul teripang.
Selain perikanan tangkap, perikanan budidaya mulai berkembang di Rote Ndao khususnya budidaya lobster. (team)