ROOLNEWS.ID – Berdasarkan hasil pengukuran bulan Oktober 2025, angka stunting di Kabupaten Rote Ndao tercatat sebesar 15,7 persen atau sebanyak 1.671 balita. Data faktual ini menjadi acuan utama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rote Ndao dalam memperkuat konsolidasi percepatan penurunan angka stunting melalui Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Rapat yang mengagendakan Diseminasi Laporan TPPS Semester I dan II serta Evaluasi Inputan pada Aplikasi Mai Fali tahun 2025 ini dilaksanakan di Aula Kantor Bappelitbangda Rote Ndao, Jumat (21/11/2025).
Bupati Rote Ndao Paulus Henuk, SH, yang diwakili oleh Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesra, Drs. Benay Forah, menegaskan bahwa penanganan terhadap 1.671 balita tersebut menuntut tanggung jawab seluruh unsur pelaksana pelayanan di masyarakat. Ia menyambut baik Rakor TPPS ini sebagai upaya meningkatkan koordinasi dan konvergensi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
”Rakor ini juga mensinergikan hasil intervensi spesifik dalam ketepatan pelayanan dan pemberian nutrisi bagi pemulihan status gizi balita. Juga intervensi sensitif untuk pencegahan stunting seperti kemiskinan ekstrim, sanitasi berbasis masyarakat, sumber air bersih dan publikasi data stunting,” jelas Benay Forah saat membuka kegiatan tersebut.
Dalam arahannya, Benay Forah mengingatkan pentingnya strategi dan langkah konkrit dari semua pihak. Ia mendorong peningkatan intervensi sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Perangkat Daerah masing-masing, serta meningkatkan kerja sama dengan LSM/NGO terkait perpaduan program.
Selain koordinasi laporan semester, Rakor ini bertujuan memastikan keakuratan data dalam sistem E-Bangda. Aplikasi Mai Fali difungsikan secara optimal untuk mengintegrasikan dan memverifikasi data dasar perencanaan percepatan penurunan stunting.
Dengan dukungan inovasi aksi perubahan birokrasi, Mai Fali kini menjadi simbol dari gerakan reformasi data yang partisipatif, sistematis, dan berkelanjutan lintas sektor di Kabupaten Rote Ndao. (*/RN)









