Isak Tangis Sambut Kedatangan Jenazah Heri Anabokai

roolnews.ID, BA’A • Jenazah Heri Anabokai, saksi kasus mutilasi yang meninggal dalam perjalanan dari Kapuas Hulu, Pontianak saat diamankan oleh Tim Buser Polres Rote Ndao itu dibawah ke kampung halamannya di Dusun Batulai, Desa Persiapan Kuli Oesele, Kecamatan Lobalain pada Minggu (2/10)  sekitar Pukul 15.00 Wita.

heri-anabokaiSebelumnya, jenazah Heri Anabokai dibawah dari RS Bhayangkara Kupang pada pagi hari dan menumpang Kapal ASDP menuju Rote Ndao. Pengantaran jenazah dipimpin oleh Kabid Propam Polda NTT, AKBP Mega Suparwita bersama istri almarhum dan perwakilan keluarga.Setibanya di Pelabuhan Feri Pantai Baru, diterima oleh Polres Rote Ndao, AKBP Murry Mirranda dan langsung diberangkatkan menuju rumah duka yang berjarak kurang lebih 40 Km.

Pantauan sejumlah wartawan di rumah duka, kedatangan jenazah disambut oleh tangisan ratusan anggota keluarga dan pelayat yang sudah memenuhi rumah duka sejak paginya. Petih jenazah dipikul oleh 6 orang polisi Polres Rote Ndao.

Istri almarhum, Basmart Anabokai menangis histeris saat peti jenazah diturunkan di hadapan 5 orang anak almarhum dan anggota keluarga di dalam rumah duka. Istri almarhum pun sempat pingsan. Kelima orang anak almarhum terlihat menangis histeris di depan peti jenazah ayahnya yang tidak bisa dibuka.Mereka hanya berteriak memanggil ayahnya yang terbujur kaku di dalam peti mati.

Juru bicara keluarga, Salmon Ndun kepada wartawan menyampaikan, terkait kematian almarhum yang diduga mati secara tidak wajar,  pihak keluarga belum bisa menentukan sikap karena pihak keluarga akan menunggu hasil otopsi yang telah dilakukan di RS Bhayangkara, Kupang.

Menurut Salmon Ndun, pihak keluarga akan berembuk kembali untuk menentukan sikap keluarga selanjutnya jika ternyata hasil otopsi menunjukkan ada dugaan dibunuh.

“Sikap keluarga, semua akan bergantung pada hasil otopsi, jika ada pelanggaran prosedur maka hukum yang bicara” ujar Salmon Ndun.

Ia juga menjelaskan, pihak keluarga sudah tiga kali melakukan pertemuan bersama Kapolres Rote Ndao dan jajaran dan telah disepakati pihak Polres membantu fasilitasi segala urusan dari pengantaran jenazah dari Pontianak sampai dengan penguburan. Selain itu, pihak Polres Rote Ndao juga berjanji akan membantu biaya sekolah dari 5 orang anak almarhum.

Menurut Salmon Ndun, almarhum meninggalkan 5 orang anak yakni 4 perempuan dan 1 laki- laki.Anak sulung, Ina Anabokai duduk di bangku kelas 3 SMP,Dini, SMP kelas I, Hevin kelas 3 SD, dan 2 anak yang belum sekolah, Nikita dan Rafatar.

Pantauan wartawan, 1 jam setelah tiba di rumah duka, pihak keluarga dan Kabid Propam Polda NTT dan Kapolres Rote Ndao menggelar pertemuan tertutup di salah satu rumah keluarga. Usai pertemuan, Kabid Propam Polda langsung pulang ke Kota Ba’a.

Menurut Salmon Ndun, dalam pertemuan tersebut, Kabid Propam Polda menyampaikan pesan belasungkawa dari Kapolda NTT serta komitmen dari Polda NTT untuk menuntaskan persoalan yang terjadi. Kapolda juga meminta dukungan keluarga untuk tetap menjaga kondisi di desa agar tetap kondusif.

Sementara itu, Kapolres Rote Ndao Murry Mirranda, Senin (3/10) pagi, di Makopolres Rote Ndao mengatakan kedua anggota Polisi yang melakukan penjemputan (guna) membawa Heri Anabokai untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut sebagai saksi tersebut, sementara diamankan di Polda NTT.

“kedua polisi tersebut sementara diamankan di Polda NTT, kami masih menunggu hasil otopsi dan hasil pemeriksaan propam” kata Kapolres.


(idf/rn01)

Save