Pemkab Rote Ndao Target Persentasi Prevalensi Stunting 40 Persen

ROOLNEWS • Pemerintah Daerah Kabupaten Rote Ndao melalui duet bupati, Paulina Haning-Bullu,dan wakil bupati, Stefanus Saek berkomitmen untuk menargetkan persentasi prevalensi stunting di kabupaten Rote Ndao yang terbilang masih cukup tinggi. Sesuai data, prevalensi stunting di daerah Rote Ndao sekitar 46 persen.

Demikian disampaikan bupati, Paulina Haning-Bullu dalam Pertemuan Penguatan Komien dan Intervensi Spesifik Lintas Program Terkait Penurunan Stunting tingkat kabupaten Rote Ndao tahun 2019 bertempat di Gedung kebaktian Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Ba’a, kecamatan Lobalain, Kamis (16/05) pagi.

Menurutnya, istilah stunting atau sering disebut kerdil atau pendek perlu mendapat perhatian serius dan bukan hanya membutuhkan perhatian dan peran dari pemerintah semata-mata melainkan perlu peranan dari orang tua dan masyarakat juga sebab stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) , yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

“anak-anak harus dibawa ke Puskesmas,tapi sebelum sampai ke puskesmas perlu ada sosialisasi dari dinas kesehatan kepada ibu-ibu hamil karena stunting ini mempengaruhi perkembangan anak jadi tidak maksimal. Ini akan berdampak terhadap produktivitas pada saat dewasa serta berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah ini kelak”kata Bullu.

Masih menurutnya, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan pada 2018 menemukan 30,8% anak Indonesia mengalami stunting. Prevalensi ini turun dari angka 37,2% pada tahun 2013,tetapi angka stunting tetap tinggi dan masih terdapat 2 Provinsi di Indonesia dengan Prevalensi stunting diatas 40% salah satunya adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Anak stunting di Kabupaten Rote Ndao adalah 46,7% dengan total 2.690 balita stunting. Ini adalah angka yang tergolong tinggi karena target nasionalnya adalah kita harus menurunkan prevalensi stunting hingga minimal 20%.

Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan pertemuan ini diharapkan semua pihak bisa saling berkoordinasi dengan baik demi terwujudnya penurunan prevalensi stunting di kabupaten Rote Ndao. Selain itu diharapkan hasil pertemuan ini dapat terbentuk Surat Keputusan (SK) tim percepatan penurunan stunting di Kabupaten Rote Ndao dari semula sesuai data 46 persen turun menjadi 40 persen.

Mengakhiri sambutannya, bupati, Paulina Haning-Bullu kembali menegaskan bahwa upaya penanganan stunting bukan hanya urusan dinas kesehatan dan RSUD saja, tetapi urusan semua pihak, baik itu lintas sektor terkait maupun lintas program di dinas kesehatan, Puskesmas dan lainnya dan termasuk seluruh komponen masyarakat yang peduli terhadap masalah stunting. Karena itu disini sudah hadir peserta dari lintas sektor yang diharapkan bisa saling bekerja sama menangani masalah stunting di Kabupaten Rote Ndao. Karena itu Dinas Kesehatan hanya mengurus 30% dari intervensi spesifik, sisanya diperlukan upaya lintas sektor sebanyak 70% untuk mengatasi stunting di Kabupaten Rote Ndao.

Sekali lagi, melalui kesempatan ini saya perlu kembali tekankan bahwa penurunan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi. Ini bukan pekerjaan orang dinas Kesehatan saja, tetapi juga tanggungjawab bersama lintas sektor dan masyarakat. Artinya, keberhasilan kita dalam menurunkan prevalensi stunting di daerah ini merupakan keberhasilan semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini.

“Kita targetkan tahun ini prevalensi stunting di Rote Ndao menurun dari 46,7% menjadi 40% dan pada akhirnya tahun 2023 menjadi hanya 10% sesuai arahan bapak presiden Joko Widodo. Karena itu dituntut koordinasi serta komitmen bersama dari lintas sektor serta berbagai elemen untuk saling bekerjasama dengan baik” ujar Bullu.

Ketua Panitia, Petrus Louwen dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan komitmen daerah untuk menurunkan prevalensi stunting yang berdampak pada meningkatnya kemampuan Sumber Daya Manusia(SDM) di Rote Ndao dan yang kedua adalah meningkatkan kemitraan lintas program dan lintas sektor demi terwujudnya percepatan penurunan stunting di kabupaten Rote Ndao.(Adv_Hms Pemkab RND)