ROOL, BA’A – Sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, masih terkendala fasilitas komputer untuk melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada tanggal 3-6 April.
“terdapat delapan belas sekolah melaksanakan ujian nasional, sembilan sekolah dengan sistem UNPK dan sembilan sekolah lainnya dengan sistem UNBK” kata Kepala UPT Wilayah III Rote Ndao, Jusuf A Adoe kepada ROOL, Senin (3/4) di Ba’a.
Jusuf menjelaskan sembilan sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNPK) diantaranya, SMAN 1 Lobalain, SMA Kristen Siloam Ba’a, SMAN 1 Pantai Baru, SMAN 1 Rote Tengah, SMAN 1 Rote Barat Laut, SMA Ita Esa, SMTK Ba’a, SMTK Aras Tamar dan SMTK Rote Timur.
Sedangkan sekolah penyelenggara ujian nasional berbasis komputer (UNBK) 2017 yakni, SMKN 1 Lobalain, SMKS Lembang, SMKS Kencana Sakti, SMKN 1 Pantai Baru, SMKN 1 Rote Barat, SMAN 1 Rote Barat, SMAN 1 Rote Barat Daya, SMAN 1 Rote Selatan dan SMAN 1 Rote Timur.
Lanjutnya, beberapa sekolah melaksanakan ujian nasional tahun ini secara tertulis. Mengingat, semua terkendala akibat kurangnya fasilitas, sehingga tidak bisa semua melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Untuk diketahui, terdapat 1445 siswa ikut ujian nasional di Kabupaten Rote Ndao, 577 orang siswa diantaranya mengikuti UNBK. Sementara sisanya 868 siswa masih melaksanakan UN dengan sistem Ujuan Nasional Kertas Pensil (UNKP) atau secara manual.
Sejumlah Sekolah Masih Minim Fasilitas
Kepala SMAN 1 Lobalain, Jermias Manafe saat ditemui ROOL, Senin (3/4/2017) mengatakan SMAN 1 Lobalain melaksanakan Ujian Nasional Kertas Pensil dan tidak bisa melaksanakan UNBK karena ada beberapa faktor atau kendalanya antara lain, karena faktor fasilitas kesiapan komputer.
“di sekolah kami baru tersedia empat puluhan unit komputer, sedangkan jumlah murid yang akan mengikuti ujian nasional sebanyak 350 orang,” kata Kepala SMAN 1 Lobalain, Jermias Manafe, Senin (3/4).
Menurutnya sesuai aturan minimal harus tersedia komputer sebanyak 30 persen dari jumlah peserta UN.
Jermias berharap ada perhatian dari pemerintah untuk mengatasi kekurangan komputer itu. (R-01)