Tingkatkan Penanganan, Namodale Petakan Lokasi Rawan Bencana

roolnews.ID, NAMODALE • Berbagai langkah strategis digencarkan relawan Kelurahan Namodale yang tergabung dalam wadah Pokja Kelurahan, dalam memaksimalkan penanganan kebencanaan. Untuk memaksimalkan penanganan, Rabu (26/10/2016) Sore, pokja kelurahan itu memetakan daerah-daerah potensi rawan bencana di wilayah Kelurahan Namodale, Kecamatan Lobalain.

Pemetaan ini dilakukan sebagai bagian dari program Kelurahan Tangguh Bencana yang melibatkan unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, ibu rumah tangga serta unsur lainnya.

kelurahan-namodaleLurah Namodale, Ronald Hendrik Taulo kepada media ini di kantor lurah pada Rabu (26/10) mengatakan kegiatan pemetaan wilayah rawan bencana dilakukan oleh Pokja Kelurahan sebagai embrio awal dalam pembentukan Relawan Tangguh Bencana di kelurahannya.

Lanjutnya, pemetaan tersebut sudah dilakukan dari Selasa (25/10) sore pada 6 wilayah Rukun Tetangga (RT) dari 12 RT yang ada. Selanjutnya, pihak kelurahan kembali melakukan pemetaan pada 6 wilayah RT lainnya.

Sebanyak 30 anggota Pokja didampingi oleh 2 fasilitator dan dirinya selaku lurah akan turun ke lapangan, dari satu wilayah RT ke wilayah RT lainnya untuk melihat dari dekat titik lokasi rawan bencana dan melakukan pemetaan.

Selain memetakan titik rawan bencana, pihaknya juga memetakan jalur yang akan dijadikan sebagai jalur evakuasi ketika terjadi bencana. Dari pemetaan yang dilakukan, akan diperoleh 2 buah peta yakni Peta Resiko Bencana dan Peta Jalur Evakuasi.

“saya ikut mendampingi, supaya tahu titik kordinat yang jelas serta jenis kerentanan yang ada” kata Ronald.

Menurut Lurah Namodale, pihak kelurahan bersyukur dan berterima kasih karena BNPB Pusat melalui BPBD Kab Rote Ndao mau membangun kapasitas masyarakatnya untuk bisa menjadi masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana.

“wilayahnya selama ini memang sering terjadi bencana banjir, tana longsor, gelombang pasang serta angin puting beliung” tambah Ronald.

Program Kelurahan Tangguh Bencana sudah dimulai  sejak Juli 2016 lalu. Dalam program ini, pihaknya sudah menyelenggarakan sosialisasi pengenalan resiko bencana, lokakarya tingkat kabupaten, lokakarya sistem peringatan dini, penbuatan dokumen Pengurangan Resiko Bencana (PRB). Selain itu, ada juga kegiatan pelatihan dan simulasi. Menurutnya, selain masyarakatnya bisa tangguh, hasil yang ingin dicapai yakni nanti dokumen yang dihasilkan akan disinkronkan dengan RPJM Des yang mana tentunya  memperhatikan sisi kebencanaan.

Sementara itu, ketua Pokja Kelurahan Namodale, Adelheid Haning da Silva mengatakan, pihaknya senang diberi pemahaman serta terlibat langsung berpartisipasi untuk mengatasi persoalan kebencanaan yang sering terjadi di wilayahnya.

Menurut da Silva, dengan kegiatan ini, kapasitas masyarakat akan semakin meningkat sehingga tidak rentan ketika datang bencana.


(idf/msv/rn01)
Save(V