ROOLNews • Pemerintah Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao menggelar Lokakarya Mini (Lokmin) Percepatan Penurunan Stunting, bertempat di aula kantor Camat Landu Leko, Jumat, (25/11/2022).
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Plt Camat Landu Leko Daniel Bolla tersebut dihadiri Sekertaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Rote Ndao Anderias Pandie, Kabid Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, dan Penggerakan DP3AP2KB Ismail H. Idris, Kepala UPTD Puskesmas Sotimori, Frits Leonard Henuk, perwakilan Polsek Rote Timur, para kepala desa, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, PLKB Kecamatan Landu Leko.
Sekertaris Dinas P3AP2KB Kabupaten Rote Ndao Anderias Pandie dalam pemaparannya mengatakan, sesuai hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 jumlah anak penderita stunting di Indonesia termasuk Kabupaten Rote Ndao trendnya menurun.
Akan tetapi, target yang diberikan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat kepada seluruh kepala daerah adalah 10 persen, sehingga Pemkab Rote Ndao juga gencar melakukan aksi-aksi konvergensi untuk mencapai target secara maksimal.
Menurutnya, stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada calon ibu dan ibu hamil.
Masalah stunting, kata Pandie, bukan hanya urusan pemerintah saja tetapi butuh kerja sama seluruh stakeholders. Sehingga, diharapkan dukungan dan peran serta lintas sektor dalam pencegahan dan penurunan stunting.
Diharapkan dengan digelarnya Lokakarya Mini di Kecamatan Landu Leko, dapat menguatkan komitmen kerja sama seluruh stakeholders untuk bergerak bersama dalam rangka menekan angka prevalensi stunting serta meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan lebih baik.
“Untuk mendukung pencapaian target penurunan stunting, maka perlu kerja sama dan kolaborasi lintas sektor. Sebab menyiapkan generasi terbaik merupakan tanggung jawab bersama,” katanya.
Kepala UPTD Puskesmas Sotimori Frits Leonard Henuk memberikan apresiasi kepada semua pemangku kepentingan di wilayah Kecamatan Landu Leko karena dalam pengukuran timbang periode Agustus 2022, angka anak stunting menurun dari 179 menjadi 173 anak atau setara dengan 26 persen.
“Angka ini masih tinggi, namun dengan komitmen bersama, maka diharapkan ke depan prevalensi stunting bisa ditekan sesuai terget yang telah ditetapkan,” katanya.
Menurut Frits Henuk, pencegahan stunting harus mulai dari seribu hari kelahiran. Sehingga, apabila asupan makanan ibu hamil tercukupi, janin berkembang dengan baik serta terus memantau perkembangan hingga usia dua tahun.
Plt Camat Landu Leko Daniel Bolla meminta gara semua yang terlibat dalam Satgas Stunting Kecamatan Landu Leko harus mulai bergerak untuk implementasi di lapangan.
“Apa yang merupakan hasil rekomendasi Lokakarya Mini ini, harus diimplementasi secara terpadu dan kolaboratif. Untuk itu kita semua harus memperkuat koordinasi dalam action di lapangan, sehingga program ini bisa lebih efektif,” tutupnya. (team)