ROOLNEWS • Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rote Ndao melalui Dinas Kesehatan menggelar Sosialisasi Gerakan Peduli 1000 Kanker Serviks dan Kanker Payudara melalui tes IVA dan Sadanis tingkat Kabupaten Rote Ndao Tahun 2019.
Kegiatan tersebut digelar di auditorium Ti’i Langa, Rabu 28 Agustus 2019, dan dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Rote Ndao Untung Harjito mewakili Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu.
Dalam sambutan tertulisnya Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu mengatakan, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao telah berupaya menanggulangi masalah kanker serviks dan kanker payudara melalui himbauan deteksi dini dengan melakukan tes IVA dan Sadanis sejak tahun 2015. Namun, sampai dengan bulan Juli 2019, jumlah wanita yang melakukan tes IVA dan sadanis hanya mencapai tiga persen dari populasi Wanita Usia Subur (WUS) yang ada di kabupaten terselatan NKRI ini.
Oleh karena itu, kata Paulina, diperlukan suatu percepatan pencegahan melalui Gerakan Peduli 1000 Kanker Serviks dan Payudara dengan melibatkan seluruh stakeholders, agar di akhir tahun 2019 ini, minimal 50 persen wanita usia subur dapat melakukan tes IVA dan Sadanis di fasilitas kesehatan yang tersebar di 10 kecamatan di Rote Ndao.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao drg Suardi mengatakan, sesuai data Wanita Usia Subur (WUS), yakni usia 30-50 berjumlah kurang lebih 18.200 orang. Target yang ditetapkan Dinas Kesehatan yakni 50 persen atau 90 ribu lebih orang harus sudah melakukan pemeriksaan kanker serviks dan kanker payudara.
Tetapi, saat ini yang terperiksa di 10 kecamatan baru sekitar 822 orang. Dari jumlah 822 orang tersebut, hasil pemeriksaaan membuktikan bahwa 38 orang positif, sehingga diasumsikan bahwa jika lebih banyak WUS yang diperiksa, pasti lebih banyak lagi yang terdeteksi. Padahal, apabila lebih dini terdeteksi maka bisa ditempuh cara pencegahan untuk mengatasinya.
Dikatakan Suardi, saat ini sudah ada 50 orang tenaga medis di wilayah Kabupaten Rote Ndao yang terlatih melakukan tes IVA dan Sadanis, oleh karena itu dengan adanya kegiatan ini melibatkan semua organisasi perempuan, diharapkan WUS tidak malu-malu untuk melakukan pemeriksaan, sehingga sedini mungkin dapat mencegah dan mengobati kanker serviks dan payudara.
Ida Bagus Praja Putra, dokter Spesialis Kandungan di RSUD Ba’a yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut menjelaskan, angka kematian akibat kanker serviks dan payudara cukup tinggi. Kanker menempati urutan kedua penyebab kematian di seluruh dunia dan di Indonesia sendiri menempati urutan nomor tujuh penyebab kematian pada wanita. Oleh karena itu pihak Dinas Kesehatan menggelar sosialisasi dan pelatihan, agar meningkatkan kewaspadaan baik masyarakat dan provider (pelayanan kesehatan) dan untuk meningkatkan screening awal.
“screening awal ini bertujuan untuk mengetahui apakah wanita tersebut memiliki gejala awal atau negatif karena lebih baik mencegah daripada mengobati,” Kata Bagus.
Dikatakan Bagus, selaku dokter spesialis kandungan yang pernah melakukan observasi di Puskesmas Batutua, Kecamatan Rote Barat Daya, di mana dari 100 orang yang menjadi sampel, 15 persen kemungkinan mengalami gejala yang mengarah ke kanker serviks.
Menurutnya, kanker serviks selama ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan secara total, tetapi jika sudah diketahui sejak awal, agar dapat mencegah untuk memperpanjang usia penderita kanker serviks itu.
“Kanker serviks itu tidak ada gejala awal, pasien diketahui saat sudah pada stadium lanjut” Ujarnya. (idf/mm)